Beberapa faktor risiko yang terbukti berkaitan dengan enuresis derajat berat adalah inkontinensia pada siang hari, enkopresis, disfungsi kandung kemih dan jenis kelamin laki-laki. Sedangkan stress emosional dan masalah sosial dikaitkan dengan enuresis nokturnal derajat sedang.2 Enuresis dilaporkan terdapat pada sekitar 18,5% anak-anak yang bersekolah di siang hari dan pada sekitar 11,5% anak-anak yang ‘bersekolah’ di rumah.
Prevalensi enuresis meningkat pada anak yang tinggal di desa, dengan pendapatan rendah dan dengan riwayat keluarga enuresis. Setelah dilakukan analisis multivariat, riwayat infeksi saluran kemih, usia, pendapatan bulanan rendah dan riwayat keluarga enuresis adalah faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan enuresis. Sekitar 46,4% orang tua dan 57,1% anak dengan enuresis memberikan perhatiannya terhadap dampak dari enuresis ini.
Seorang dokter harus menyadari bahwa PNE adalah diagnosis ‘keranjang sampah’ dan semua penyebab mengompol yang lain harus disingkirkan terlebih dahulu. Penyebab-penyebab enuresis sekunder antara lain neurogenic bladder dan kelainan medula spinalis lain yang terkait, infeksi saluran kemih, adanya katup uretra posterior pada laki-laki atau ureter ektopik pada perempuan.
Tabe,l Etiologi primary nocturnal enuresis
Faktor | Patofisiologi | Bukti penelitian |
Penundaan perkembangan | Penundaan maturasi fungsi sistem saraf pusat yang menyebabkan gangguan bangun tidur | Tinggi angka remisi spontan ketika anak semakin dewasa, penelitian pada hewan. |
Genetik | Tidak jelas | Riwayat keluarga, identifikasi gen, analisis hubungannya |
Gangguan tidur | Tidur dalam | Penelitian tentang tidur |
Gangguan perilaku dan psikologik | Tidak jelas | Lebih dominan sebagai akibat daripada sebagai penyebab |
Anatomi | Tidak ditemukan | Anak dengan primary nocturnal enuresis memiliki pemeriksaan fisik yang normal |
Kadar hormon Antidiuretik | Kadarnya rendah saat malam hari pada anak dengan primary nocturnal enuresis yang menyebabkan overproduksi urin | Penelitian tentang hormonal. |
Enuresis dapat terjadi tanpa sebab yang jelas atau idiopatik. Jika hal ini didapati, faktor patofisiologik yang patut diduga adalah gangguan bangun tidur, poliuria nokturnal, dan kapasitas nokturnal kandung kemih yang kurang.
Gangguan bangun tidur adalah kondisi dimana anak tidak terbangun oleh rangsang suara yang biasanya direspon oleh anak normal, sehingga pada kasus enuresis, diduga anak tidak terbangun oleh distensi kandung kemih oleh urin.
Sedangkan poliuria nokturnal adalah buang air kecil berlebihan pada malam hari yang ditentukan oleh faktor-faktor seperti jumlah makanan/cairan yang dikonsumsi sebelum tidur, sekresi antidiuretic hormone (ADH) yang rendah pada malam hari, peningkatan ekskresi cairan pada malam hari, dan kelebihan asupan kafein. Sedangkan kapasitas fungsional kandung kemih yang rendah dikaitkan dengan dengan banyaknya keluaran urin pada malam hari.
Hal in terjadi karena anak dengan enuresis memiliki volume kandung kemih nokturnal yang lebih kecil. Selain itu, otot detrusor anak juga mengontraksikan kandung kemih ke volume yang lebih kecil lagi pada malam hari.
info sangat membantu tapi kalau bisa dapurnya dikasih masuk donk supaya lebih terpercaya lagi....makasih
BalasHapus