Powered By Blogger

Search

Senin, 28 November 2011

PRO-KONTRA TEKHNOLOGI INTERNET PADA ANAK DAN REMAJA BERDASARKAN ASPEK PSIKOLOGIS

Sekarang internet bagaikan kebutuhan pokok, semua orang memerlukan internet dengan berbagai macam kebutuhan, baik digunakan secara positif, maupun negatif, karena berbagai macam kebutuhan tersebutlah, internet memiliki pro-kontra dari berbagai aspek, kali ini akan dibahas dari aspek psikologis.

Pro-Kontra Tekhnologi Internet terhadap anak dan remaja berdasarkan aspek psikologis:

Pro

  • Internet dapat dijadikan sebagai sarana menjalin suatu hubungan pertemanan terhadap orang lain melalui dunia maya
  • Sumber berbagai macam informasi, data dan sebagai wadah pengekspresian diri seseorang
  • Bermanfaat dalam menunjang ilmu pengetahuan yang di miliki seseorang
  • Membuat banyak orang menjadi manusia yang berkembang dan kreatif
  • Dll.

Kontra

  • Banyak orang melupakan waktu yang cukup lama untuk berinternet, sehingga dapan mengganggu kesehatan pada fisik pecandu internet
  • Banyak mengandung hal-hal berbau SARA, yang tidak untuk di perlihatkan atau di tampakkan pada khalayak luas
  • Mengandung tindakan agresi, yang menimbulkan kekerasan pada diri seseorang
  • Banyak terdapat penipuan berbasis internet
  • Lupa waktu yang menyebabkan terhambatnya pekerjaan lain, dan menambah pekerjaan lain juga
  • Dll.

PSIKOLOGI & TEKHNOLOGI INTERNET

Pesatnya perkembangan internet sekarang, membuat kita dapat melihat berbagai macam kecanggihan-kecanggihan yang muncul dengan kemajuan zaman, dengan munculnya kecanggihan itu, banyak orang yang berlomba-lomba membuat dan memperbaiki suatu yang ada di dunia maya, untuk menjadi terbaik dan menjadikan produknya sebagai yang terpopuler, mereka menempuh berbagai macam cara.

Untuk menjadikannya populer, berikut perbandingan berbagai Website luar negeri maupun dalam negeri, Fasilitas Email, Social Network, Instan Messenging dan Pro-Kontra Tekhnologi Internet terhadap anak dan remaja berdasarkan aspek psikologis. Berikut perbandingan dan ulasannya.

Perbandingan Aspek Design Official Website Kantor berita Antara Indonesia (Antaranews.com) & Malaysian National News Agency (Bernama.com)

Kantor Berita Antara Indonesia

(Antaranews.com)

Malaysian National News Agency

(Bernama.com)

· Didominasi oleh warna merah, mencerminkan asal negara website tersebut

· Didominasi oleh warna biru, mencerminkan asal negara website tersebut

· Menu lebih tertata dengan rapi

· Menu kurang tertata dengan rapi

· Isinya terlihat menarik, menampilkan tulisan yang di ikuti dengan foto-foto yang berkaitan dengan berita yang ada.

· Isinya terlalu padat dan terlalu mengganggu, karena hanya terfokus pada tulisan

· Informasi berita yang ditampilkan pada hampir keseluruhan website

· Lebih kepada isi berita, dan dipenuhi oleh iklan baris.

· Hanya menggunakan bahasa indonesia dan english

· Menggunakan bahasa malaysia, english dan banyak pilihan bahasa lain.

· Terhubung dengan link social network seperti facebook, twitter dan sebagainya.

· Terhubung dengan link social network seperti facebook, twitter dan sebagainya.

Perbandingan penggunaan fasilitas Google Mail & Yahoo!.Mail, berikut :

Google Mail

Yahoo!.Mail

· Layout folder terorganisasi

· Layout folder kurang terorganisasi

· Attachment file max 20 Mb

· Attachment file max 25 Mb

· Address book tersimpan secara otomatis ketika melakukan sent email

· Address book harus disimpan secara manual

· Membalas email diikuti dengan percakapan sebelumnya

· Membalas email tidak diikuti dengan percakapan sebelumnya

· Memiliki fasilitas chat (Google Talk)

· Memiliki fasilitas chat (Yahoo!Messenger)

Perbandingan penggunaan fasilitas BlackBerry® Messenger & Yahoo!Messenger, berikut :

BlackBerry® Messenger

(BBM)

Yahoo!Messenger

(YM!)

· Tidak ada pendaftaran terlebih dahulu, hanya untuk pengguna smartphone Blackberry

· Pendaftaran akun menggunakan akun email Yahoo

· Pertemanan menggunakan PIN (Personal Identification Number)

· Pertemanan menggunakan email address atau nick name

· Fasilitas ada chat, pengiriman Attachment

· Fasilitas ada chat, video camera jika menggunakan PC (Personal Computer) atau Notebook

· Ada display picture

Ada photo profile

· Emoticons lebih sedikit atau terbatas

· Emoticons lebih banyak dan bervariasi

Kamis, 09 Juni 2011

TUGAS

STRESS

Stres adalah suatu kondisi dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting.

Stres tidak selalu buruk, walaupun biasanya dibahas dalam konteks negatif, karena stres memiliki nilai positif ketika menjadi peluang saat menawarkan potensi hasil. Sebagai contoh, banyak profesional memandang tekanan berupa beban kerja yang berat dan tenggat waktu yang mepet sebagai tantangan positif yang menaikkan mutu pekerjaan mereka dan kepuasan yang mereka dapatkan dari pekerjaan mereka.

Stres bisa positif dan bisa negatif. Para peneliti berpendapat bahwa stres tantangan, atau stres yang menyertai tantangan di lingkungan kerja, beroperasi sangat berbeda dari stres hambatan, atau stres yang menghalangi dalam mencapai tujuan. Meskipun riset mengenai stres tantangan dan stres hambatan baru tahap permulaan, bukti awal menunjukan bahwa stres tantangan memiliki banyak implikasi yang lebih sedikit negatifnya dibanding stres hambatan. (id.wikipedia.org/wiki/stres)

KAITAN ANTARA STRESS DENGAN PSIKOLOGI LINGKUNGAN

Stres dihasilkan oleh proses dinamika ketika orang berusaha memperoleh kesesuaian antara kebutuhan-kebutuhan dan tujuan dengan apa yang disajikan oleh lingkungan. Proses ini dinamika karena kebutuhan-kebutuhan individu sangat bervariasi sepanjang waktu dan berbagai macam untuk masing-masing individu. Cara penyesuaian atau pengatasan masing-masing individu terhadap lingkungan juga berbagai macam.

Variabel transmisi harus diperhitungkan bila mengkaji stres psikologis yang disebabkan oleh lingkungan binaan. Misalnya perkantoran, status, anggapan tentang kontrol, pengaturan lingkungan dan kualitas lain dapat menjadi variabel transmisi yang berpengaruh pada pandangan individu terhadap situasi yang dapat dipakai untuk menentukan apakah situasi tersebut menimbulkan stres atau tidak.

Stres yang diakibatkan oleh kepadatan dalam ruang dengan penilaian kognitif akan mengakibatkan denyut jantung bertambah tinggi dan tekanan darah menaik sebagai reaksi stimulus yang tidak diinginkan. Dengan kondisi tersebut, maka seseorang yang berusaha mengatasi situasi stres akan memasuki tahap kelelahan karena energinya telah banyak digunakan untuk mengatasi situasi stres. Dalam berbagai kasus, stimulus yang tidak menyenangkan tersebut muncul berkali-kali, sehingga reaksi terhadap stres menjadi berkurang dan melemah. Proses ini secara psikologis dikatakan sebagai adaptasi.

Didalam membahas hubungan manusia dengan lingkungan binaan, maka pada lingkungan binaan tersebut diharapkan akan didapat ungkapan-ungkapan arsitektur berupa pola-pola yang mempengaruhi perkembangan dan perubahan konsepsi bangunan. Perubahan-perubahan konsepsi pada bangunan itu terjadi pada perilaku penghuni terhadap tata atur yang telah tercipta pada bangunan itu dahulunya. Akibat dari pergeseran perlakuan atau aktivitas dari penghuni mengakibatkan keracunan visual dan tata atur bangunan tersebut.

STRES MEMPENGARUHI PERILAKU INDIVIDU DALAM LINGKUNGAN DAN BAGAIMANA HAL ITU BISA TERJADI

Stres bisa mempengaruhi perilaku individu dalam lingkungan sebab apabila seseorang individu yang sedang mengalami stres berat karen satu dan lain hal, akibatnya akan mengganggu segala aktivitas orang tersebut dan mungkin juga akan mengalami tekanan darah tinggi, seriawan, jadi mudah jengkel, sulit membuat keputusan yang bersifat rutin, kehilangan selera makan, rentan terhadap kecelakaan, perilakunya menjadi lebih mudah tersinggung, cepat lelah, dan semua yang dilakukannya akan menjadi lebih berat dan juga akan menjadi berantakan dalam melakukan suatu pekerjaan karena seseorang yang sedang mengalami stres akan membuat orang tersebut menjadi lebih sulit untuk berkosentrasi terhadap suatu hal atau berkosentrasi dalam melakukan pekerjaannya. Akibat stres dapat dikelompokkan dalam tiga kategori umum: gejala fisiologis, gejala psikologis, dan gejala perilaku.

Pengaruh gejala stres biasanya berupa gejala fisiologis. Terdapat riset yang menyimpulkan bahwa stres dapat menciptakan perubahan dalam metabolisme, meningkatkan detak jantung dan tarikan napas, menaikkan tekanan darah, menimbulkan sakit kepala, dan memicu serangan jantung.

Stres yang berkaitan dengan pekerjaan dapat menyebabkan ketidakpuasan terkait dengan pekerjaan.Ketidakpuasan adalah efek psikologis sederhana tetapi paling nyata dari stres. Namun stres juga muncul dalam beberapa kondisi psikologis lain, misalnya, ketegangan, kecemasan, kejengkelan, kejenuhan, dan sikap yang suka menunda-nunda pekerjaan.

Gejala stres yang berkaitan dengan perilaku meliputi perubahan dalam tingkat produktivitas, kemangkiran, dan perputaran karyawan, selain juga perubahan dalam kebiasaan makan, pola merokok, konsumsi alkohol, bicara yang gagap, serta kegelisahan dan ketidakteraturan waktu tidur.

Contoh : Anak SD yang mendapatkan tekanan di sekolahnya, serta tidak menemukan suasana sekolah yang nyaman, mengakibatkan anak tersebut stres. Dia dapat melakukan apa saja untuk pelarian dari stresnya itu. Stres tersebut dapat berakibat penurunan prestasi karena stres akan membuat seorang anak malas untuk belajar, dan masuk ke sekolahnya. Dapat juga dengan terus menerus bermain game.

Selasa, 26 April 2011

Hubungan Privasi, Ruang Personal Dan Teritorialitas Terhadap Lingkungan

A. PENGERTIAN PRIVASI
Privasi adalah tingkat interaksi atau keterbukaan yang dihendaki seseorang pada suatu kondisi atau situasi tertentu..
Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi privasi :
1. Faktor personal. Marshall (1987), mengatakan bahwa perbedaan dalam latar belakang pribadi akan berhubungan dengan kebutuhan akan privasi. Dalam penelitiannya, di temukan bahwa anak-anak tumbuh dalam suasana rumah yang sesak akan lebih memilih keadaan yang anonym dan reserve saat ia dewasa.
2. Faktor situasional adalah beberapa hasil penelitian tentang privasi dalam dunia kerja, secara umum menyimpulkan bahwa kepuasan terhadap kebutuhan akan privasi sangat berhubungan dengan seberapa besar lingkungan mengizinkan orang-orang di dalamnya untuk menyendiri (Gifford, 1987)
3. Faktor budaya adalah Penemuan dari beberapa peneliti, tentang privasi dalam berbagai budaya (seperti Patterson dan Chiswick pada suku Iban di Kalimantan, Yoors pada orang Gypsy dan Geertz pada orang Jawa dan Bali) memandang bahwa pada tiap-tiap budaya tidak ditemukan adanya perbedaan dalam banyaknya privasi yang diinginkan, tetapi sangat berbeda dalam cara bagaimana mereka mendapatkan privasi (Gifford, 1987)


PENGARUH PRIVASI TERHADAP PERILAKU

Maxine Wolfe dan kawan-kawan (dalam Holahan, 1982) mecatat bahwa pengelolahan hubungan interpersonal adalah pusat dari pengalaman tentang privasi dalam kehidupan sehari-hari. Menurutnya, orang yang terganggu privasinya akan merasakan keadaan yang tidak mengenakkan. Sedangkan Schwartz (dalam Holahan, 1982) menemukan bahwa kemampuan untuk menarik diri ke dalam privasi (privasi tinggi) dapat membantu membuat hidup ini lebih mengenakkan saat harus berurusan dengan orang-orang yang “sulit”. Sementara hal yang senada diungkapkan oleh westin bahwa saat-saat kita mendapatkan privasi seperti yang kita inginkan, kita dapat melakukan pelepasan emosi dari akumulasi tekanan hidup sehari-hari dan kita juga dapat melakukan evaluasi diri serta membantu kita mengembangkan dan mengelola perasaan otonomi diri. Otonomi ini meliputi perasaan bebas, kesadaran memilih dan kemerdekaan dari pengaruh orang lain.

B. RUANG PERSONAL ( SPACE)

1. Pengertian Ruang Personal

Ruang personal adalah kawasan sekitarnya seseorang yang mereka anggap sebagai psikologis mereka. Gagasan ruang pribadi berasal dari Edward T. Hall , ide-ide yang dipengaruhi oleh Heini Hediger studi dari perilaku hewan kebun binatang.
Ruang personal adalah tempat untuk kita menjadi diri kita sendiri. Melakukan sesuatu yang menjadi passion kita. Keinginan yang terpendam, yang sangat bernafsu untuk kita wujudkan dan kerjakan. Tanpa di batasi oleh peraturan, orang lain, bahkan diri kita sendiri. Tempat untuk bebas berekspresi menjadi diri kita sesungguhnya. Lebih jauh lagi ruang pribadi itu adalah “tempat kita melepaskan topeng kita”.
Menurut E.T. Hall ada 4 lapisan personal space:

a. Jarak intim: (0-0.5m) jarak ini adalah jarak dimana kita hanya mengizinkan orang-orang yang terasa sangat dekat dengan kita untuk berada didalamnya. Biasanya kekasih/pasangan, orang tua, kakak/adik, dan sahabat dekat dapat memasukinya tanpa menimbulkan rasa risih.

b. Jarak personal: (0.5-1.3m) jarak ideal untuk percakapan antara 2 orang teman atau antar orang yang sudah saling akrab.

c. Jarak sosial: (1.3-4m) jarak yang biasa kita buat untuk hubungan yang bersifat formal, seperti: bisnis, pembicaraan dengan orang yang baru kita kenal, dsb.

d. Jarak publik: (4-8m) jarak untuk hubungan yang lebih formal seperti penceramah dengan hadirinnya. Paspampresnya amerika biasanya membuat ruang kosong selebar +/- 4m untuk menjaga pejabat penting.


2. Ruang Personal dan Perbedaan Budaya

Ruang personal adalah sangat bervariasi. Mereka tinggal di tempat-tempat padat penduduk cenderung memiliki ruang pribadi yang lebih kecil. Ruang personal adalah juga dipengaruhi oleh posisi seseorang dalam masyarakat dengan individu-individu kaya lebih menuntut ruang pribadi yang lebih besar. Orang membuat pengecualian terhadap, dan memodifikasi kebutuhan ruang mereka. Sejumlah hubungan dapat memungkinkan untuk ruang pribadi untuk dimodifikasi dan ini termasuk hubungan keluarga, mitra romantis, persahabatan dan kenalan dekat di mana tingkat yang lebih besar kepercayaan dan pengetahuan seseorang memungkinkan ruang pribadi untuk dimodifikasi.


C. TERITORIALITAS

Holahan (dalam Iskandar, 1990), mengungkap bahwa teritorialitas adalah suatu tingkah laku yang diasosiasikan pemilikan atau tempat yang ditempatinya / area yang sering melibatkan ciri pemilikannya dan pertahanan dari serangan orang lain.
Menurut Sommer dan de War perbedaan ruang personal dengan teritorialitas adalah ruang personal dibawa kemanapun seseorang pergi dan tidak memperlihatkan dengan jelas kawasan yang menjadi pembatas antar dirinya dengan orang lain. Sedangkan teritori memiliki implikasi tertentu yang secara geografis merupakan daerah yang tidak berubah-ubah dengan batasan-batasan yang nyata.
1. Karakter dasar dari suatu teritori yaitu
1. Kepemilikan dan tatanan tempat.
2. Personalisasi atau penandaan wilayah.
3. Taturan atau tatanan untuk mempertahankan terhadap gangguan
4. Kemampuan berfungsi yang meliputi jangkauan kebutuhan fisik dasar, psikologis, sampai kepuasan kognitif dan kebutuhan estetika.

D. Hubungan antara Privasi, Ruang Personal dan Teritorialitas dengan Lingkungan.

Berdasarkan penjelasan mengenai Privasi, Teknik Teritorialitas, dan Ruang Personal diatas tentunya pasti sangat erat hubungannya dengan keadaan lingkungan. Dimana ketiga hal tersebut sangat mempengaruhi lingkungan ditinjau dari faktor-faktor yang menyebabkan, ataupun isi dari penjelasan tersebut.
Berikut akan dijelaskan tentang Privasi ternyata berpengaruh terhadap situasi lingkungan , dimana ketika ada seseorang yang memiliki tingkat privasi yang tinggi terhadap masalah yang sedang ia alami maka, orang tersebut cenderung ingin memisahkan diri dari lingkungannya dan cenderung, mencari tempat dimana ia bisa menyendiri. Tentunya lingkungan sekitarnya pun akan mengalami perubahan, perubahan terjadi yang paling mencolok adalah keluarganya. Keluarga pasti bertanya-tanya dengan masalah apa yang sedang dialami, tetapi ia tertutup dengan masalahnya. Lain halnya dengan seseorang yang memiliki privasi yang rendah terhadap masalah yang ia alami maka, orang tersebut cenderung mau berbagi terhadap orang dekatnya, baik keluarga ataupun teman-temannya, sehingga lingkungan keluarga dan lingkungan pertemanannya tau keadaan orang tersebut. Tapi, privasi yang tinggi dan rendah memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing dalam penilaian hubungannya dengan lingkungan. Biasanya kita tidak terlalu menyukai orang-orang yang terlalu terbuka atau tertutup dalam kehidupan sehari-hari, tapi kita lebih menyenangi orang yang dapat mengimbangi antara keterbukaan dan ketertutupan dalam menghadapi masalah, sehingga ia dapat mengatur privasinya dalam berinteraksi di dalam lingkungan masyarakat.
Hubungan antara Teknik Teritorial dengan lingkungan dimana territorial terbagi atas 3 bagian : territorial primer, sekunder, dan umum. Primer contohnya adalah ruang kerja, ruang tidur, dimana jika seseorang memiliki ruang kerja yang tidak teratur, maka juga dapat mengakibatkan ketidaknyamanan di lingkungan sekitarnya walaupun tingkat ketidaknyamanannya tidak terlalu tinggi, territorial sekunder contohnya, toilet yang sifatnya semi public dimana daerah tersebut sering dikunjungi oleh banyak orang apabila keadaan toilet tidak bersih, juga akan mengakibatkan lingkungan masyarakat merasa tidak nyaman. Territorial umum contohnya adalah antrian karcis yang jika tidak antri atau tidak menaati tata tertib pembelian karcis maka, akan mengakibatkan perselisihan yang dapat menimbulkan lingkungan masyarakat terganggu.
Hubungan antara Ruang Personal dengan lingkungan adalah dimana ruang personal ini berkaitan dengan batas-batas yang ada di sekeliling orang dimana jika batas ini terganggu atau ada ketidaknyaman dalam diri seseorang akan mengakibatkan lingkungan yang berada di sekitarnya pasti terganggu. Contohnya : seseorang yang masuk ke dalam bus tapi, mengganggu penumpang lain tentunya akan mengakibatkan, penumpang lainnya terganggu.
Dari penjabaran di atas tentunya dapat disimpulkan bahwa privasi, teknik territorial, dan ruang personal sangat erat kaitannya dengan lingkungan sekitar, dan dapat pula menyebabkan ketidakyamanan jika tidak digunakan dengan baik.